Sabtu, 07 Februari 2009

ehemmmmmmmm
mas tamam thanks ya........
q dah bsa bkin blogkrna dah u ajarin
thank youuu
i lope u dehhhh
kwakwakwakwa
aku........
hadir di dunia ini membawa sejuta warna
membawa mimpi mimpi yang akan aku pertontonkan....
tunggu aku duniaaaaaa
lihat apa yang akan terjadi sebentar lagiiii
ilove you mam and ayah

Rabu, 28 Januari 2009

Aku Menunggu Kata-Kata Itu




Bukan aku tidak mencintaimu. Kalo kau bongkar perasaan, akan terpampang kejujuran cinta melekat di situ. Nyatanya tidak. Lanjutmu. Kau biarkan aku berteman keraguan. Sesungguh-sungguhnya, aku menunggu. Namun, seakan kamu tidak tahu. Atau, pura-pura tidak tahu? Lalu, kenapa kau menghilang begitu saja dari realitas nisbi ini?

Apa kau tak mengamati konsentrasiku, saat-saat kau mendatangiku? Aku sangat khusuk pada tiap-tiap kedatanganmu. Terkadang, bayang-bayang kedatanganmu masih membenam di benak kala kau tak datang-datang sekali lagi. Dan nyatanya untuk kesekian kali, kau tak pernah datang lagi. Setidaknya, sekali lagi.

Ah, kadang seakan mendengar suaramu memanggil namaku, kemudian aku keluar menemuimu. Ah, semua itu membuatku galau. Galau. Dan, GALAU. Bah, kenapa pula kau, tak paham-paham wanita?

Kenapa lelaki pandainya Cuma bicara? Dan, mereka selalu terpaku pada jaminan bahasa ungkapan? Bukan rasa khusuk dari dalam? Pada mata, sikap, dan suara? Semuanya itu merupakan jawaban. Jawaban paling sempurna. Sempurna. Aku tak mungkin blak-blakan mengeluarkan bahasa vulgar. Kata-kata. Sungguh, batin itulah semua, keseluruhan jawaban tersimpan. Ditemukan.

Huh, kau memang pandai bicara. Bersilat lidah. Lihat mataku, caraku, menatapmu, menghadapimu, mereaksimu. Apa cinta sekedar penampakan lahir? Bukan sekaligus, batiniah? Hingga jawaban lahirku yang tertutup tal kau cerna? Namun jawaban lubuk terdalam ini justru terarabaikan?

Bah, kau memang tidak becus mencintaiku. Sekali lagi, tidak becus. Nih, kutulis lebih tebal lagi, sangat tidak becus! Apa perlu aku berteriak keras-keras, hingga kau mengerti isi hati? Mengapa aku yang harus jadi maskulin? Dan mengapa sefeminim itu? Mestinya kau, yang jujur padaku. Dan bilang kata-kata ini,”aku mencintaimu!”

Sungguh, kapan kau akan mengatakan itu?

yang kosong

ada yang kosong,
ketika titik berulah

dan ada yang berubah,
saat kosong tak berbentuk

sungguh, apapun itu
berdirilah di sana itu
agar pandangan mata,
memiliki satu sudut,

sudut yang tak
pernah ingin lagi terbagi. 27 Januari 2009